Tuesday, July 24, 2012

Pengelolaan sebuah kota tidak ditentukan tuanya usia (Refleksi HUT Salatiga)

Salatiga sebagai sebuah kota tidak bisa menghindari perkembangan kota yang identik dengan kota lainnya di Indonesia. Dampak dari laju jumlah penduduk, bertambahnya jumlah kendaraan bermotor, meningkatkan industri baik manufacture, jasa maupun retail sangat berpengaruh terhadap wajah kota. Pertama, jumlah penduduk mendorong pembangunan pemukiman baik perumahan atau non perumahan. Pembangunan pemukiman membutuhkan lokasi tanah yang dipilih secara strategis berdasarkan kepemilikan investor atau developer. Tanpa memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah, pemukiman untuk warga kota Salatiga dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Pemanfaatan lahan basah (pertanian) maupun kering akan mempengaruhi daerah resapan air tanah, termasuk mengurangi kebutuhan ruang hijau penghasil O2 atau penyerap CO2.

Kedua, meningkat pesatnya jumlah kendaraan bermotor yang berlalu lalang di jalanan kota Salatiga dari hari ke hari semakin melahirkan kepadatan. Saat ini macetnya jalan Kartini atau jalan Diponegoro di pagi hari menjadi pemandangan biasa, apalagi kalau sedang hujan mobil mendominasi di jalanan tersebut untuk mengantarkan peserta didik sekolah di sekitar kedua jalan tersebut. Selain mendatangkan pendapatan bagi daerah, kendaraan bermotor menjadi produsen CO2 di kota Salatiga. Inilah yang menjadi salah satu faktor, Salatiga saat ini menjadi panas. Selain faktor global warming yang menjadi fenomena global di seluruh dunia. Kondisi ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemkot Salatiga dan warga kota-nya untuk melakukan penanaman pohon di pinggir-pinggir jalan. Pohon-pohon Mahoni yang sudah tua perlu segera diremajakan, dan penanaman di pinggir-pinggir jalan harus bersinergi dengan pembangunan trotoar yang dirasa makin berkurang.

Trotoar yang seharusnya menjadi wilayah pedestrian dianggap kurang penting, sehingga ruangnya sengaja dikurangi atau digunakan oleh pedagang kaki lima (PKL). Trotoar dapat menjadi ruang publik yang nyaman dengan melakukan 'lokalisasi' PKL sebagai tempat wisata baik kuliner maupun produk lainnya. Saat ini pedestrian yang nyaman hanya di Lapangan Pancasila di saat pagi hari. Kegiatan olah raga ringan dilakukan warga kota di lapangan itu, dan menjadi arena permainan warga sekitar lapangan tersebut untuk sepakbola di sore hari. Pedestrian dipandang sebelah mata sebagai dampak dari dominasi penggunaan kendaraan bermotor. Selain tidak nyaman, trotoar tidak terawat dengan baik dan sempit karena berdampingan dengan PKL dan atau tempat tanaman hias.

Tulisan selengkapnya dapat di baca di Kompasiana

11 comments:

  1. I’m really impressed with your writing skills as well as with the layout on your weblog. Is this a paid theme or did you customize it yourself? Anyway keep up the nice quality writing, it is rare to see a great blog like this one today..
    jaket kulit garut I jaket kulit

    ReplyDelete
  2. Perencanaan kota harus matang jangan sampai seperti jakarta
    Pijat Panggilan Jakarta, Pijat Panggilan Jakarta, percetakan murah

    ReplyDelete
  3. Oh my goodness! Awesome article dude! Thanks, Numerous tips!

    my website - 강남안마

    ReplyDelete
  4. Appreciating the persistence you put into your blog and detailed information you provide.
    I really love the theme/design of your website.
    스포츠토토

    ReplyDelete
  5. Awesome and interesting article. Great things you've always shared with us. Thanks. Just continue composing this kind of post.
    성인웹툰

    ReplyDelete
  6. From the tons of comments on your articles, I guess I am not the only one having all the enjoyment here keep up the good work..
    토토사이트

    ReplyDelete
  7. Whether negotiating reduced sentences, fighting for charge reductions, or vigorously defending at trial, these attorneys are committed to protecting their clients' rights and providing strong, effective legal representation in reckless driving cases. Abogado conducción imprudente Charlotte VA

    ReplyDelete